Nganjuk | Update-newstv.com- 10 Juli 2023 – Sebuah penemuan menarik dilaporkan terjadi di Desa Mojorembun, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk. Suprianto, seorang warga setempat, menemukan dua batu misterius yang diduga merupakan meteorit. Batu-batu tersebut memiliki berat sekitar 80 kilogram dan berwarna hitam mengkilap.
Suprianto, seorang anggota Komunitas Pecinta Sejarah dan Ekologi Nganjuk (Kotasejuk), secara tidak sengaja menemukan dua batu tersebut saat sedang menyusuri aliran sungai untuk menyelematkan fosil. Pertama kali ia menemukan batu yang diduga meteorit tersebut pada tahun 2022, dan pada Kamis, 22 Juni 2023, sekitar 150 meter dari lokasi tersebut, ia menemukan batu yang serupa lagi.
Melihat perbedaan yang mencolok dengan batu-batu biasa yang pernah ia temui sebelumnya, Suprianto memutuskan untuk membawa pulang kedua batu tersebut. Untuk membawanya, ia harus menggunakan cara menggelindingkan batu karena beratnya yang cukup besar, seperti yang dilakukannya saat menemukan batu yang pertama kali pada tahun 2022.
Setelah kedua batu diduga meteorit tersebut berhasil dibawa pulang, Suprianto meletakkannya di ruang tamu rumahnya, di atas sebuah alas karpet berwarna hijau agar dapat dilihat oleh pengunjung yang datang. Ia juga mengajukan pertanyaan tentang batu tersebut kepada teman-temannya, termasuk ahli pusaka dan Dinas Periwisata Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Porabudpar) Kabupaten Nganjuk.
Menurut Amin Fuadi, seorang pegawai Dinas Porabudpar Kabupaten Nganjuk yang meninjau kedua batu tersebut, batu terakhir yang ditemukan oleh Suprianto diduga merupakan meteorit dengan dugaan yang paling kuat. Pada batu tersebut terlihat sisa gesekan udara yang sangat jelas. Meteorit sendiri merupakan sisa dari meteor, komet, atau asteroid yang terbakar saat memasuki atmosfer dan mendekati permukaan bumi.
Setelah dilakukan pengukuran oleh Amin Fuadi, batu yang memiliki gesekan udara tersebut memiliki panjang dan lebar sekitar 42 centimeter, sedangkan batu yang lainnya memiliki lebar 44 centimeter dan panjang 54 centimeter. Selain itu, dilakukan juga pengecekan awal dengan menggunakan magnet, dan hasilnya magnet dapat menempel pada batu pada sisi tertentu.
Untuk memastikan apakah kedua batu tersebut benar-benar meteorit, diperlukan tim ahli geologi dari Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran dan Museum Geologi Bandung. Oleh karena itu, pihak Dinas Porabudpar Kabupaten Nganjuk akan melaporkan penemuan ini kepada tim ahli tersebut guna dilakukan kajian lebih lanjut.
Akan ada kajian untuk memastikan apakah ini benar-benar meteorit atau bukan, ujar Amin.
(Esamadha)