
Nganjuk | Updatenewstv- Sebelum memasuki berita, Mari membedah apa sih Cap Go Meh itu?. Menurut http://getandride.com, Cap Go Meh adalah perayaan puncak Tahun Baru Imlek yang dirayakan setiap tanggal 15 bulan pertama penanggalan Thionghoa. Nama “Cap Go Meh” berasal dari bahasa Hokkien yang berarti “malam kelima belas”. Secara harfiah, “cap” berarti sepuluh, “go” berarti lima, dan “meh” berarti malam. Jadi, Cap Go Meh berarti malam kelima belas setelah Tahun Baru Imlek
Tujuan Cap Go Meh sendiri yakni sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas berkah atau rejeki yang diberikan pada tahun ini sekaligus harapan agar musim berikutnya memperoleh yang lebih baik
Seperti perayaan Cap Go Meh Tahun 2024 yang di meriahkan dengan menggelar pertunjukan seni barongsai dan liang liong di Klenteng Vihara Poo San Sie Kertosono, Kabupaten Nganjuk. Sabtu (24/02/2024) Malam.
Mereka mengawali prosesi acara dengan sembahyang bersama dengan membawa hio (Dupa), Setelah rangkaian sembahyang tuntas, setiap jemaat mengantre untuk mendapatkan lontong cap go meh yang sudah di sediakan untuk dibagi-bagikan secara gratis kepada umat yang datang dan sudah melakukan ibadah, tak luput dari sembahyang saja, acara juga di meriahkan dengan perayaan barongsai dan liang liong sekaligus ada lampion-lampion yang ada di dalam klenteng, pemberian Angpao
Theresia Sandra Selaku Ketua Klenteng Vihara Poo San Sie, menjelaskan perayaan Cap Go Meh Tahun ini lebih meriah lebih dipublikasikan dibandingkan 4 Tahun lalu, yang dimana Tahun lalu tidak di perlihatkan atau sederhana

Seharusnya setiap tahun Cap Go Meh selalu di adakan, cuma Tahun lalu lalu tidak di meriahkan dikarena Covid itu, jadi pengurus-pengurus tidak aktif, dan juga tidak berani meramaikan acara” Ujar Theresia
Theresia juga mengharapkan dengan adanya acara serta perayaan yang ada di Klenteng Poo San Sie bisa menjadi titik kumpul bersama masyarakat yang hadir dan juga bisa menghibur masyarakat dengan perayaan yang di sediakan
Selain itu, salah satu umat Klenteng Vihara Poo San Sie, Suu Gondo, mengatakan perayaan ini sebenarnya tradisi adat bagi umat Thionghoa yang bertujuan untuk menambah rejeki serta kemakmuran bagi sesama
Tujuannya ya merayakan ini supaya kita menambah banyak rejeki serta kemakmuran, dan juga buat menghibur warga sekitar dengan perayaan yang ada” Ucapnya
Suu Gondo menambahkan sebenarnya perayaan barongsai dan liang liong ini dengan cara mengelilingi kampung atau tempat sekitar, tetapi Ia lebih memilih menunggu waktu serta menghormati keadaan yang sedang terjadi agar situasinya tetap Kondusif
“Bukan tidak di kelilingkan, cuma tunggu waktu yang tepat, karena ini waktunya baru-baru pasca pemilu, kita menghormati agar situasinya tetap terjaga kondusifitasnya
Beliau mengharapkan di Tahun Naga Kayu ini dengan tegas mengatakan NEGORONE AMAN “Negaranya Aman”
(Ricko)