Jalan Raya di Desa Kecubung Ambles, Diduga Akibat Keteledoran Proyek Pembangunan Jembatan

Nganjuk | Updatenewstv- Jalan arah Kecamatan Loceret menuju Tanjunganom ambles, diduga ada kesalahan pengerjaan dari proyek pembangunan jembatan Kecubung.

Lokasi jalan ambles itu berada di Jalan Warujayeng – Nganjuk, Desa Kecubung, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Pembangunan jembatan kecubung menelan anggaran sekitar Rp. 3.801.517.000,00 dari dana APBD Tahun Anggaran 2024, yang dikerjakan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) serta dikerjakan melalui penyedia jasa CV. Veteran Indah mulai 24 Juni 2024.

Menurut keterangan salah seorang warga bernama Santi menyampaikan, bahwa dirinya bisa dibilang sebagai saksi utama yang melihat kejadian amblesnya jalan tersebut.

Pada saat itu saya lagi di dapur, bertepatan dapur saya ada rumah bagian depan. Saat itu waktu pukul 21.30 WIB, saya baru saja selesai menutup lapak saya. Kemudian saya masuk rumah hendak makan malam, tau-tau terdengar suara seperti tabrakan “Gruduk” gitu, saya kira kan tetangga saya punya pintu gerbang yang mau dibuka, ternyata setelah saya keluar rumah melalui pintu dapur yang masih terbuka, saya melihat jalannya sudah jatuh atau ambles,” ungkapnya.

Ia mengungkapkan, saat jalan ambles tersebut, masih ada pekerja proyek yang menggunakan bego untuk menggali Struktur Abutment jembatan.

Ada pekerja yang masih bekerja, namun posisinya agak jauh dari jalan longsor. Alhamdulillahnya tidak ada korban dari kejadian tersebut” kata Santi.

Santi mengatakan, setelah adanya kejadian tersebut, keesokan harinya warga sekitar mulai memasang tanda peringatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan.

Yang memasang garis pengaman itu warga sekitar sendiri, untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan warga juga bergantian mengatur lalu lintas yang dilalui kendaraan roda dua saja,” ujar Santi pada hari Sabtu, (10/08/2024).

Akibat dari amblesnya jalan tersebut, akses jalan ditutup dan warga yang berjualan disekitar lokasi mengalami penurunan pembeli, sehingga pendapatnya ikut berkurang.

Dari awal proyek akan dimulai, ada satu orang yang melakukan survei lokasi mengatakan jika ada dampak yang ditimbulkan dari proyek tersebut, warga sekitar akan diberikan kompensasi. Namun, kenyataannya sampaikan sekarang tidak ada kompensasinya,” pungkasnya.

Ia mengharapkan pihak yang bersangkutan dapat memberikan ganti rugi atau kompensasi kepada warga sekitar yang terdampak amblesnya jalan tersebut.

Sementara itu, hasil pantauan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Lembaga Kajian Hukum Perburuhan Indonesia (LKHPI) Hamid Effendi menyampaikan, dari kejadian jalan ambles tersebut disebabkan keteledoran Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk.

Terkait jembatan kecubung yang sekarang sedang berjalan proses pengerjaannya itu terjadi longsor karena keteledoran Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk,” ujarnya.

Keteledoran Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk dalam artian gini, pada saat beberapa minggu yang lalu, itu kita sudah berusaha menghubungi petugas PUPR, baik itu kepala dinas, petugas yang berkompeten dalam hal ini, kita berusaha menghubungi untuk memberi masukan, tapi tidak ada yang mau mengangkat dan menjawab,” kata Hamid.

Hamid mengungkapkan, tujuannya menghubungi Dinas PUPR adalah, untuk memberikan masukan terkait dengan adanya Truk bermuatan tonase sangat besar melintasi di Jalan tersebut yang berpotensi terjadinya longsor.

Sebenarnya dari LSM mau memberi masukan terkait dengan adanya Truk yang bermuatan tonase sangat besar melintasi di Jalan raya Patian menuju Warujayeng. Pada saat itu juga melintasi jembatan Kecubung yang sekarang dalam pengerjaan. Dari situ, jembatan Kecubung yang pondasinya diambil untuk dilakukan pengerjaan bangunan selanjutnya, terus pemasangan pancang menggunakan alat pasang yang bergetar itu berpotensi tanah yang diambil pondasinya longsor. Tapi yang saya khawatirkan waktu itu, saat ini terjadi,” ungkap Hamid Efendi.

LSM LHKPI menjelaskan, dampak yang ditimbulkan juga sangat merugikan warga dalam hal penggunaan jalan dan ekonomi warga setempat.

Dampaknya yang pertama mengganggu pengguna jalan yang harus muter-muter dan yang kedua pada lingkungan yang beraktivitas berjualan sepi ketika situasinya seperti ini,” bebernya.

Hamid Efendi bersedia mengawal warga terdampak untuk menerima ganti rugi dari kejadian tersebut.

Kita akan mengawal lingkungan yang terdampak, yang belum menerima kompensasi untuk menerima kompensasi. Sehingga tidak ada pihak yang dirugikan,” tuturnya.

Hamid Efendi menegaskan “Penyebab amblesnya jalan tersebut disebabkan dari Truk-truk bermuatan dengan tonase yang sangat besar,” tegas Hamid.

Dirinya menambahkan, fasilitas dari proyek miliaran untuk menutup jalan juga sangat tidak sesuai.

Fasilitas pengamanan untuk menutup jalan dari proyek miliaran sangat amburadul,” tutupnya.

Selain itu, Komisi III DPRD Kabupaten Nganjuk, Aria Tri Putra Tya, ST, menerima laporan dengan adanya pembangunan tersebut, dirinya segera menindak lanjuti dan meninjau ke lokasi. Terkait dengan amblesnya jalan, saat ini Komisi III masih berkoordinasi dengan pihak terkait serta rekanan pengerjaan proyek yang dapat membahayakan bagi pengguna jalan dan warga sekitar.

 

(Ricko)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *