Nganjuk | Updatenewstv- Jembatan penghubung antara Kecamatan Nganjuk dan Kecamatan Rejoso, tepatnya di Desa Mungkung, mengalami kerusakan parah hanya beberapa hari setelah selesai dibangun.
Kerusakan jembatan yang baru saja selesai dikerjakan ini diduga disebabkan oleh hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut, yang mengakibatkan struktur bangunan tidak mampu menahan beban debit air bercampur tanah.
Pembangunan jembatan yang menghubungkan dua kecamatan tersebut dikerjakan oleh Dinas PUPR Kabupaten Nganjuk, dengan kontraktor pelaksana CV. ARKANANTA dan pengawasan dari konsultan CV. DOKKA. Anggaran yang digunakan untuk pembangunan jembatan ini mencapai Rp 9.293.766.000, yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Kabupaten Nganjuk.
Setelah dibangun, kondisi jembatan terlihat kurang maksimal. Bagian sisi jembatan tampak retak, dan penahan TPT (Tembok Penahan Tanah) yang ada juga terlihat miring ke arah sungai, menambah kekhawatiran akan potensi robohnya struktur tersebut.
Selain itu, terdapat beberapa retakan yang hanya ditambal menggunakan semen, serta pipa air tidak ditanam, melainkan di tempatkan di tepi jalan. Hal ini menyebabkan warga sekitar khawatir bahwa kerusakan jembatan dapat berdampak pada tempat tinggal mereka.
Dasar, selaku Kepala Desa Mungkung, langsung meninjau lokasi setelah mendengar kekhawatiran warga. Ia menyatakan bahwa meskipun kekuatan jembatan secara keseluruhan sudah baik, ada kesalahan perhitungan dalam perancangan awal pembangunan yang mengakibatkan beberapa bagian jembatan tidak mampu menahan debit air hujan yang datang dari berbagai sisi.
Menurut saya kekuatan jembatan sudah sangat baik, namun saat hujan lebat kemarin, air dari sisi selatan menuju ke sungai, sehingga penahan tanah tidak mampu menahan air yang bercampur dengan tanah,” ujar Kades Mungkung, Sabtu (07/12/2024).
Sementara itu, Edi Setyo Purwanto, Mandor proyek pembangunan jembatan Mungkung, memastikan bahwa pihaknya akan segera memperbaiki kerusakan yang terjadi.
Menurut Edi, pembangunan jembatan telah sesuai dengan perencanaan dan selesai dikerjakan, meski saat ini masih dalam masa perawatan.
Kami sudah melaksanakan pembangunan jembatan Mungkung sesuai dengan perencanaan yang ada, dan untuk bagian yang retak di Retaining Wall akan segera kami perbaiki,” kata Edi.
Terkait kerusakan ini, Kepala Desa Mungkung telah melaporkan kejadian tersebut kepada Dinas PUPR Kabupaten Nganjuk untuk ditindaklanjuti.
Namun, di sisi lain, Hamid Effendi, seorang aktivis dari Nganjuk, mendatangi lokasi dan menemukan beberapa masalah yang terjadi akibat kurangnya pengawasan dalam pembangunan jembatan Mungkung.
Menurut Hamid, jembatan yang memakan anggaran miliaran rupiah seharusnya memiliki kualitas yang lebih baik dan dapat membantu masyarakat sekitar.
Apabila tidak diperbaiki akan lumpuh pak, jembatan ini akhirnya ditutup untuk perbaikan, dan tentu saja itu berdampak pada aktivitas warga, terutama anak-anak sekolah jadi terhambat,” ujar Hamid.
Ia meminta kepada DPRD Kabupaten Nganjuk untuk segera turun tangan dan mewakili kepentingan masyarakat.
Hamid juga berencana untuk mengumpulkan bukti-bukti terkait temuan tersebut dan melaporkannya kepada aparat penegak hukum (APH).
Ia menekankan bahwa jika masih dalam masa perawatan, pelaksana proyek seharusnya tidak bersikap acuh tak acuh terhadap kualitas pekerjaan.
Jika masih dalam perawatan, tolong jangan dibiarkan begitu saja. Khawatir nanti setelah masa perawatan selesai, jembatan ini akan dibiarkan begitu saja dan menjadi monumen,” tambah Hamid.
(Ricko)