Kades Kedungdowo Klarifikasi Terkait Pengerjaan Proyek P3-TGAI yang Jadi Sorotan Media Sosial

Nganjuk | Updatenewstv- Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) yang dikerjakan oleh Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) Sri Rejeki Desa Kedungdowo, Kecamatan/Kabupaten Nganjuk, belakangan ini menjadi sorotan di media sosial.

Video yang beredar menunjukkan kondisi pengerjaan saluran irigasi yang diduga tidak menggunakan semen, melainkan lumpur sawah. Video tersebut langsung menuai kecaman dari berbagai pihak.

Suprapto, Kepala Desa Kedungdowo sekaligus mewakili Ketua HIPPA Sri Rejeki, menanggapi isu tersebut dengan tegas.

Dalam klarifikasinya, Suprapto mengungkapkan bahwa video yang beredar sebenarnya adalah video lama yang kondisi pengerjaannya sudah berlalu. Saat ini, proses pembangunan saluran irigasi telah mencapai 99 persen dan sudah diperbaiki.

Pengerjaan saluran P3-TGAI sudah mencapai 99 persen. Video yang baru saja beredar di media sosial itu tidak benar dan hoax. Pemerintah Desa Kedungdowo terus mengawasi pengerjaan proyek tersebut,” jelas Suprapto saat ditemui di Kantor Desa Kedungdowo pada Senin (16/12/2024).

Lebih lanjut, Suprapto menjelaskan bahwa masalah yang terjadi pada proyek tersebut adalah terkait dengan proses pengangkutan material yang digunakan.

Pada saat pengerjaan, material diangkut menggunakan truk menuju tosa, lalu dipindahkan lagi dengan Arco atau gerobak sorong ke lokasi saluran. Karena tanah di galengan parit tersebut labil dan sering dilewati oleh gerobak, tanahnya ambrol. Kami segera membenahi kondisi tersebut dan hasilnya sudah bagus seperti sekarang,” tambahnya.

Kades Kedungdowo juga menjelaskan, bahwa proyek P3-TGAI ini merupakan program yang didanai melalui anggaran APBN sebesar Rp195 juta dengan waktu pelaksanaan 60 hari kalender, dari tanggal 1 November hingga selesai pada 30 Desember 2024.

Proyek P3-TGAI ini merupakan hasil dari aspirasi masyarakat. Program ini sangat dihargai oleh warga Desa Kedungdowo karena dapat membantu memperlancar aliran air menuju Sungai.

Program proyek HIPPA ini sangat membantu masyarakat. Dengan adanya saluran irigasi baru, sekitar 60 sampai 65 hektar lahan pertanian di Desa Kedungdowo bisa diairi. Kami sangat berterima kasih atas program ini,” ujar Suprapto.

Namun, ia juga mengakui adanya kendala dalam pelaksanaan proyek, salah satunya adalah anggaran yang terbatas, apalagi di tengah musim hujan.

Karena musim hujan, biaya pekerja menjadi lebih tinggi. Kekurangan dana ini kami tanggung sendiri sebagai Pemerintah Desa,” tambah Kades Kedungdowo.

Suprapto juga mengingatkan bahwa kondisi tanah di Desa Kedungdowo yang labil menyebabkan sering terjadi pergeseran dan longsor, sehingga menjadi tantangan dalam pembangunan infrastruktur irigasi.

Dari anggaran yang ada, kami berusaha sebaik mungkin. Pengerjaan saluran P3-TGAI sesuai dengan volume yang dianjurkan, yaitu 302 meter dengan tinggi 60 sentimeter, dan kami telah melakukan perbaikan sesuai kebutuhan,” tutup Suprapto.

 

(Ricko)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *