
Nganjuk | Updatenewstv- Kepala Desa Tekenglagahan, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk, Dody Wicaksono, mengaku menjadi korban teror pesan WhatsApp dari sejumlah orang tak dikenal yang mengaku sebagai wartawan.
Peristiwa itu terjadi pada Minggu (5/10/2025). Dody menerima berkali-kali pesan, panggilan, dan voice note dari seseorang yang memperkenalkan dirinya sebagai ketua pers Kabupaten Nganjuk. Dalam komunikasi tersebut, oknum itu meminta sejumlah uang dengan alasan tertentu.

Salah satu di antara mereka bahkan mengaku dari media tipikor. Saya langsung curiga karena permintaan mereka tidak masuk akal,” ungkap Dody, Senin (6/10/2025).
Menurutnya, ada tiga nama yang disebut, yakni Mansur, Rasyid, dan Darman. Namun, Dody menegaskan bahwa dirinya tidak mengenal siapa pun dari nama tersebut.
Saya menduga mereka kuat bukan warga Nganjuk. Anehnya, mereka tahu nomor WA dan saya menjabat sebagai kepala desa,” katanya.
Dody menceritakan, para oknum itu menggunakan kata-kata kasar dan bernada ancaman, memaksanya agar segera mengirimkan uang. Ia menyebut aksi tersebut merupakan bentuk tekanan terhadap aparat desa yang tengah mengelola anggaran publik.
Pejabat desa memang rentan jadi sasaran oknum tak bertanggung jawab. Tapi kalau kita menjalankan pemerintahan sesuai aturan dan APBDes, tidak ada yang perlu bertanya,” tegasnya.
Untuk mencegah kejadian serupa, Dody mengimbau para kepala desa lain di Kabupaten Nganjuk agar tidak mudah terprovokasi dan tetap berpegang pada aturan hukum.
Jangan takut, jangan beri ruang untuk intimidasi. Selama kami bekerja transparan, kami punya pelindung hukum,” pesannya.
Ia juga menuturkan bahwa penempatan sudah berkoordinasi dengan aparat penegak hukum, termasuk Kapolres dan Kajari Nganjuk, agar kasus-kasus tersebut mendapat perhatian.
Kami berharap aparat bisa menindak tegas bila terbukti ada unsur pemerasan,” tambahnya.
Selain itu, Dody bersama para kepala desa berencana meningkatkan sinergi dengan insan pers dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) di tingkat lokal, untuk membangun hubungan yang lebih profesional dan terbuka.
Kasus ini menjadi peringatan bagi perangkat desa lainnya untuk lebih waspada terhadap modus pemerasan berkedok wartawan. Dody menegaskan, transparansi dalam pengelolaan anggaran desa adalah kunci utama melindungi diri dari ancaman dan tekanan pihak luar.
(Tim)