
Nganjuk | Updatenewstv- Empat Kepala Desa (Kades) di Kabupaten Nganjuk yang terlibat dalam video viral yang beredar belakangan ini, kini diperiksa oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Video tersebut memperlihatkan beberapa Kades yang diduga memberikan dukungan kepada salah satu pasangan calon (paslon) dalam Pilkada Nganjuk.
Keempat Kades yang diperiksa adalah Kades Ngrawan, Kades Salamrojo, Kades Sendang Bumen, dan Kades Balongrejo.
Pada hari Selasa (12/11/2024), Bawaslu Kabupaten Nganjuk telah memanggil Kades Salamrojo dan Kades Balongrejo untuk dimintai keterangan. Sementara itu, hari ini, Rabu (13/11/2024), giliran Kades Sendang Bumen dan Kades Ngrawan yang diperiksa terkait video viral tersebut.
Yudha Harnanto, Ketua Bawaslu Kabupaten Nganjuk, mengungkapkan bahwa keempat Kades yang terlibat dalam video tersebut telah hadir memenuhi undangan untuk memberikan keterangan.

Video yang beredar membuat kami perlu mengundang keempat kepala desa yang terlibat untuk memberikan keterangan. Semua hadir, dan saat ini kami masih merangkum hasil klarifikasi mereka,” ujar Yudha.
Hasil pemeriksaan terhadap keempat Kades tersebut masih akan dianalisis lebih lanjut, dan Bawaslu akan melakukan kajian hukum terkait dugaan pelanggaran netralitas dalam Pilkada. Kajian tersebut diharapkan bisa diselesaikan dalam waktu maksimal 7 hari.
Budi Santoso, Kades Sendang Bumen, yang juga hadir dalam pemeriksaan Bawaslu, memberikan penjelasan mengenai video yang melibatkan dirinya.
Ia mengaku hadir dalam acara yang digelar di Desa Salamrojo, namun menegaskan bahwa pertemuan tersebut hanya sebatas makan durian dan bersantai.

Saya datang ke Salamrojo hanya untuk bersantai dan makan durian. Tidak ada yang namanya mabuk-mabukan. Video yang beredar itu sepertinya hanya candaan belaka,” kata Budi Santoso.
Budi Santoso menekankan bahwa dirinya tetap menjaga netralitas dalam Pilkada Nganjuk.
Budi berharap agar kejadian ini tidak disalahartikan dan tidak berdampak pada proses Pilkada yang seharusnya berlangsung damai.
Sementara itu, Asiono, Kades Ngrawan, mengakui dirinya terlibat dalam video viral tersebut.
Ia menjelaskan bahwa pada saat itu, ia sedang berada di kantor saat menerima telepon dari teman-temannya yang mengundangnya untuk bergabung dalam acara di Desa Salamrojo.

Ketika saya datang, acara sudah dimulai dan ada kegiatan seperti itu. Saya hanya ikut bercanda, dan saat itu antara sadar tidak sadar sedang direkam. Itu semua hanya guyonan dan saya minta maaf jika ada pihak yang merasa dirugikan,” ungkap Asiono.
Asiono menegaskan bahwa dirinya tetap berkomitmen menjaga netralitas dalam Pilkada Nganjuk dan berharap insiden tersebut tidak terulang.
Saya minta maaf jika video itu menimbulkan masalah. Saya hanya ingin meramaikan suasana tongkrongan, dan saya berharap kejadian ini tidak mempengaruhi jalannya Pilkada yang damai,” tambahnya.
Dengan adanya klarifikasi dari keempat Kades tersebut, Bawaslu Kabupaten Nganjuk akan terus memantau perkembangan dan membuat kajian hukum mengenai potensi pelanggaran yang terjadi.
Bawaslu berharap, seluruh pihak dapat menjaga netralitas demi kelancaran Pilkada yang damai dan tertib.
(Ricko)