Nganjuk | Updatenewstv- Enam siswa kelas 12 dari SMA Bina Insan Mandiri Baron telah berhasil menciptakan kincir angin inovatif yang terbuat dari bahan besi dan mampu menghasilkan listrik.
Proyek ini merupakan bagian dari kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk mendorong kreativitas dan kepedulian siswa terhadap Energi Baru Terbarukan (EBT).
Tim yang terdiri dari Muhammad Fadhil Al Fikri, Abdul Qudus Hakim, Syahidan Fajar Wahid, Ahmad Faszlan Riski, Zaqi Ubaidillah, dan Azzam Fahmi memulai proyek ini dengan belajar dari kakak kelas yang telah melakukan riset mendalam mengenai energi angin dan komponen kincir angin yang efisien.
Menurut ketua tim, Muhammad Fadhil Al Fikri, mereka memulai pembuatan kincir angin dua tahun lalu dengan menggunakan kipas manual.
Awalnya, kita menggunakan kipas manual yang diputar untuk menghasilkan listrik. Namun, banyak kendala muncul, terutama saat angin kencang yang menyebabkan dinamo mudah terbakar,” ujarnya pada hari Kamis, (27/10/2024).
Setelah serangkaian percobaan dan diskusi, mereka menambahkan sistem pengereman untuk membatasi putaran baling-baling.
Dengan sistem pengereman, komponen dalam kincir angin menjadi lebih aman dan tidak mudah rusak,” tambah Fadhil Al Fikri.
Hasil kerja keras mereka kini membuahkan hasil, dengan kincir angin yang dapat menghasilkan listrik untuk kebutuhan Wi-Fi di kelas laboratorium, dengan output antara 10 hingga 14 volt. Proyek ini didanai oleh sekolah dengan total biaya sekitar 200-300 ribu rupiah.
Fadhil berharap pemerintah daerah dapat melirik potensi siswa dalam menciptakan inovasi yang dapat memajukan bangsa melalui teknologi EBT.
Kami ingin menunjukkan bahwa ide-ide kreatif siswa bisa memberikan kontribusi nyata untuk lingkungan,” pungkasnya.
Selain itu, Pembimbing siswa, Sri Handayani, menjelaskan mekanisme kincir angin hingga dapat dimanfaatkan sebagai energi listrik.
Baling-baling yang bergerak menghasilkan energi kinetik, yang kemudian diubah menjadi energi listrik oleh dinamo, dan disimpan dalam aki untuk dimanfaatkan sebagai sumber tenaga listrik,” katanya.
Sri Handayani menambahkan, tujuan pembuatan kincir angin ini adalah untuk menerangi halaman lapangan dan lampu jalan sekitar sekolah, meskipun realisasi sementara ditunda karena daya listrik yang masih kurang.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Bina Insan Mandiri Baron, Wijaya Kurnia Santoso, mengapresiasi semangat siswa dalam mengembangkan teknologi untuk kemajuan bangsa.
Proyek ini tidak hanya menunjukkan kemampuan teknis, tetapi juga pentingnya menggunakan sumber EBT,” ujarnya.
Kincir angin ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi sekolah lain untuk mengembangkan proyek serupa dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya energi berkelanjutan.
Para siswa juga berencana mempresentasikan proyek mereka dalam lomba inovasi tingkat provinsi.
Dengan pencapaian ini, SMA Bina Insan Mandiri Baron dapat semakin memperkuat komitmennya dalam mendukung inovasi dan pendidikan yang berorientasi pada teknologi ramah lingkungan.
(Ricko)